Perkataan Jujur

Jumat, 26 Juni 2009


PERKATAAN JUJUR
Oleh: cindy Reichmann

Mendengar kalimat tersebut, mari kita bertanya pada diri kita. Apakah saya berkata jujur pada semua orang ?
Jujur memang perbuatan yang mudah jika kita sebagai manusia mengucapkan baik pada diri sendiri maupun orang lain bagi mereka yang beriman, akan tetapi sulit bagi orang yang tak beriman. Berkata jujur memang sulit dilakukan oleh semua orang. Mari kita simak contoh tersbut. Misalkan ada seorang kakak beradik, mereka adalah si A dan si B. Suatu ketika ayah mereka memberi uang saku kepada anaknya, si A mendapat Rp 10000 dan si B mendapat Rp 5000. Mereka sangat senang karena di beri rejeki oleh ayahnya. Akan tetapi si A uang sakunya merasa kurang dan si A meminta uang saku kepada Ibunya. Ketika di tanya oleh ibunya,” nak sudah minta bapak uang sakunya” lalu si A menjawab,” belum bu” lalu ibu tersebut memberi uang saku pada si A Rp 7000 jadi total uang saku si A adalah Rp 17000. Sedangkan si B suatu ketika di tanya oleh ibunya ,”nak sudah dapat uang saku dari bapak” terus si B menjawab,” sudah bu terima kasih”.
Dari contoh diatas kita lihat si A yang berbohong kepada orang tuanya karena merasa belum puas akan pemberian rejeki tersebut oleh orang tuannya sedangkan si B orang yang jujur karena sudah mendapatkan uang saku oleh bapaknya. Jujur....berbohong.....jujur....berbohong.... memang tak bisa di pisahkan oleh kita sebagai masyarakat. Berkata jujur memang menyakitkan pernah anda mendengar “Seseorang berbicara dengan suatu kalimat tanpa desertai kejelasan (bukti). Karena ucapanya itu, ia jatuh ke dalam neraka yang jaraknya lebih jauh dari jarak timur dan barat.”HR Bukhari dan Muslim). Sungguh berkata jujur menyakitkan akan tetapi lebih baik berkata jujur meski itu menyakitkan daripada berbohong.
Ibnu Abbas r.a juga pernah menarik lidahnya seraya berkata,”Awas! Katakanlah yang baik niscaya engkau selamat. Jika tidak, ketahuilah engkau akan menyesal.” Mendengar pernyataan ini, ada yang bertanya,”Hai Ibnu Abbas, kenapa engkau berkata begitu ?” Ibnu Abbas menjawab,”Aku mendapat berita bahwa pada hari kiamat tidak ada satu anggota tubuh yang lebih menyesakkan dan membuat marah manusia daripada lidahnya, kecuali bagi orang yang mengatakan kebaikan atau mendiktekan kebaikan.”
Umar Ibnu Khathathab r.a. berkata,”Barangsiapa yang banyak berbicara, maka banyak kesalahanya; barangsiapa yang banyak kesalahan, maka banyak dosanya; barangsiapa yang banyak dosa, maka neraka adalah tempat yang lebih pantas untuknya.
Hasan al-Bashri berkata,”Lidah adalah pemimpin badan. Jika dia menganiaya anggotanya sekecil apa pun, maka seluruh anggotanya berdosa, dan jika menjaga diri maka seluruh anggotanya juga terjaga.
Seyogianya kita meneladani sikap generasi salaf seperti diterangkan di atas dalam menjaga lisan, sehingga memperhitungkan ucapan dengan cermat dan jika keluar dari mulut, maka benar-benar pada tempatnya.
Kami sebagai penulis mengingatkan agar supaya masyarakat hendak membiasakan berkata jujur baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Eat and Street - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger